Perawatan rutin mobil sering dianggap tidak perlu selama tidak ada keluhan. Waktu dan biaya yang harus dikeluarkan juga membuat pemilik mobil malas ke bengkel. Padahal jika tidak dirawat secara rutin, mobil memiliki resiko turun mesin yang memakan waktu dan biaya lebih banyak. Apa penyebab turun mesin?
Apakah Turun Mesin pada Mobil Itu?
Dikutip dari laman Hyundai, turun mesin atau overhaul adalah jenis perawatan mobil yang umumnya dilakukan pada kendaraan berusia tua. Mobil yang jarang dirawat secara rutin atau tune-up memiliki kemungkinan dibongkar secara besar-besaran dengan cara melepas mesin dari rangkanya. Turun mesin bisa terjadi setengah, yaitu hanya bagian atas saja, atau dilakukan seluruhnya.
Tanda-tanda kemungkinan harus turun mesin antara lain keluar asap putih dari knalpot, mesin panas, hingga mobil mogok. Karena prosedurnya sulit, maka biaya turun mesin itu mahal. Oleh karena itu, pemilik mobil wajib mengetahui penyebab turun mesin agar bisa melakukan pencegahan.
Penyebab Turun Mesin pada Mobil
1. Terendam Banjir
Kadangkala musibah tidak bisa dihindari. Namun jika bisa, jangan menerjang genangan air yang kedalamannya tidak bisa diperkirakan. Air bisa tersedot ke ruang mesin jika mobil terus berjalan. Apalagi air banjir biasanya bercampur lumpur sehingga sulit dibersihkan ketika mengering. Jika mobil terendam di parkiran, lepaskan aki dan tunggu sampai banjir surut. Mesin bisa dicoba dihidupkan setelah pembersihan dan pengeringan. Jika tidak menyala, berarti harus turun mesin.
2. Pelumasan Tidak Bekerja dengan Baik
Ini bisa terjadi karena kualitas oli yang tidak bagus atau ada kebocoran sehingga oli banyak terbuang. Mobil yang bergerak membuat komponen dalam mesin bergesekan. Pelumasan yang kurang baik membuat komponen cepat aus dan berkarat. Oli juga wajib diganti secara rutin tiap 10.000 km atau 6 bulan sekali agar pelumasan bekerja dengan baik.
3. Timing Belt Putus
Timing belt bertugas membuka dan menutup katup yang digerakkan dengan piston. Putusnya timing belt bisa terjadi karena pemasangan yang terlalu kencang dan lama pemakaian. Jika belt rusak dan irama piston terganggu atau malah putus, maka katup dan piston akan bertabrakan. Komponen yang rusak tidak bisa diperbaiki sehingga harus diganti. Lakukan pengecekan tiap 40.000 km.
4. Tangki Bensin Sering Kosong
Hati-hati jika sering membiarkan tangki bensin dalam kondisi minimal, bahkan sering kehabisan di jalan. Tangki yang sering kosong bisa menyebabkan korosi. Jika indikator bensin tinggal satu garis, segeralah isi bensin meski masih cukup untuk mencapai tujuan.
5. Mesin Terlalu Panas
Mesin memiliki mekanisme untuk mempertahankan pemanasan mesin dalam suhu tertentu. Jika indikator panas terlalu tinggi, berarti ada kerusakan parah yang harus segera diperiksa. Memaksa mobil terus berjalan akan membuat mesin mengalami kerusakan yang fatal.
Penyebab turun mesin pada mobil di atas bisa terdeteksi lebih dini jika dilakukan perawatan rutin. Semua produsen mobil sudah membekali pemilik dengan buku panduan perawatan. Sebaiknya ikuti semua jadwal dalam buku panduan tersebut agar mobil tidak tiba-tiba mogok ketika dibutuhkan.
Belum ada komentar, tambahkan komentar anda.