Brigade Mobil: Unit Tertua dalam Kepolisian Republik Indonesia

Brigade Mobil, singkatan yang diberikan adalah Brimob, merupakan unit (koprs) tertua dalam Kepolisian Republik Indonesia. Brimob memiliki tugas-tugas khusus sehingga jarang ditemui dalam keseharian masyarakat seperti polisi lalu lintas atau polisi penindak kejahatan umum.

Dalam berita Tribrata di www.polri.go.id diceritakan bahwa Brigade mobil sudah ada sejak pendirian Kepolisian Republik Indonesia pada tahun 1945. Itu berarti Brimob sudah bersama bangsa Indonesia sejak merdeka.

Sejarah Brigade Mobil

Sejarah panjang Brigade Mobil dari pembentukan hingga sekarang bisa diurutkan berdasarkan kronologi sebagai berikut:

  • 1943: Awalnya bernama Tokubetsu Keisatsutai atau Pasukan Polisi Istimewa, yang bertugas melucuti tentara Jepang.

  • 21 Agustus 1945: Memproklamirkan diri sebagai Polisi Republik Indonesia.

  • 10 November 1945: Terlibat pertempuran di Surabaya melawan sekutu, yang dipimpin oleh Inspektur Polisi I Mohammad Yasin.

  • 14 November 1946: Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade atau Mobrig untuk menggantikan Pasukan Polisi Istimewa. Tiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Korps Baret Biru.

  • 1 Agustus 1947: Mobrig menjadi satuan militer yang menangani gejolak dalam negeri yang kala itu terjadi beberapa pemberontakan, antara lain Operasi Trisula, gerakan separate DI/TII, dan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil).

  • 1950: Bersama TNI menangani pemberontakan Andi Azis dan RMS.

  • 1953: Bersama TNI menangani pemberontakan yang dipimpin Ibnu Hajar.

  • 1958: Bersama TNI melalui Operasi Tegas memadamkan pemberotakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958.

  • 11 Maret 1958: Bersama TNI melalui Operasi Mena memberantas pemberontakan Permesta.

  • 14 November 1961: Bersamaan dengan penerimaan Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, Mobrig berubah menjadi Korps Brigade Mobil singkatannya Brimob.

  • 1963: Terlibat dalam konfrontasi Indonesia – Malaysia.

  • 1975: Terlibat dalam masalah Timor Timur.

  • 1981: Terbentuk unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).

  • 1992: Brimob menjadi organisasi para militer yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan militer.

  • 1998: melakukan pembaharuan materi pelaksanaan Pasukan Huru Hara (PHH) dalam Pasukan Anti Huru-Hara. 

Tugas Brigade Mobil atau Brimob Kini

Saat ini Brigade Mobil memiliki peran yang lebih kompleks. Dalam Brimob sendiri ada beberapa satuan, yaitu:

  • Pusat Pendidikan Korps Brimob

  • Satuan I Gegana

  • Satuan II Pelopor

  • Resimen III Pelopor

Belakangan juga ada Densus 88 yang khusus menangani terorisme.

Jika ingin menjadi anggota Brimob, pendaftaran tidak dilakukan di Pusat Pendidikan Korps Brimob, melainkan di Polda masing-masing, dengan syarat:

  • Warga Negara Indonesia

  • Lulusan SMA/SMK, DI –DIV dan S1

  • Tinggi badan pria 165 cm, wanita 160 cm. Untuk wilayah perbatasan dan Papua, tinggi pria 160 cm, wanita 158 cm. Wilayah pegunungan Papua, tinggi pria 160 cm, wanita 158 cm.

Satuan I Gegana memiliki tugas yang penuh tantangan, yaitu mengatasi teror, SAR dan Jihandak. Untuk tergabung dalam satuan ini dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan di atas rata-rata dalam hal menembak jitu, menyelam hingga P3K.

Dengan demikian, Brigade Mobil singkatannya Brimob, yang awalnya banyak berhadapan dengan pemberontakan, telah menjadi Unit Taktis Polisi yang memiliki tugas lebih luas dan kompleks, antara lain penanganan terorisme dalam negeri, pencarian korban (SAR), penyelamatan sandera dan penjinakan bom.