Setiap motor membutuhkan oli untuk melumasi mesin, sehingga dapat bekerja dengan aman dan optimal. Akhir-akhir ini muncul tren baru, yaitu penggunaan oli diesel untuk motor.
Penggunaan oli diesel dianggap lebih awet daripada oli diesel. Namun, tren penggunaan oli ini sebenarnya bukan hal yang baik. Simak penjelasannya di bawah ini.
Dampak Negatif Penggunaan Oli Diesel untuk Motor
Perdebatan tentang penggunaan oli diesel untuk motor memang masih terus berlangsung di antara para pengendara sepeda motor. Sejumlah kalangan berpendapat bahwa penggunaan oli diesel bisa meningkatkan daya tahan dan kinerja mesin motor yang dikendarai. Anggapan ini didasarkan pada fakta penggunaan oli diesel pada mobil niaga.
Akan tetapi, hal itu ternyata merupakan kesalahpahaman. Oli diesel memang aman untuk mobil niaga, tetapi berbahaya bagi motor. Jenis oli inu bisa membuat mesin motor cepat aus dan pada dasarnya tidak sesuai prinsip dan kebutuhan mesin motor.
Di dalam oli diesel sendiri ada zat aditif yang bersifat membersihkan seperti pada deterjen. Tak heran oli diesel memang mampu membuat mesin lebih bersih.
Selain untuk membersihkan, zat aditif juga mampu menetralisir asam yang ada akibat pembakaran bahan bakar bersulfur tinggi, sehingga tidak mengakibatkan korosi di mesin. Akan tetapi, proses ini sayangnya memicu penumpukan kerak logam di piston.
Ketika oli ini masuk ke mesin motor, maka bensin akan jadi lebih aus. Jadi, meskipun jadi lebih bersih, tetapi ampas dari pembersihan itu akan menumpuk di area piston, sehingga menimbulkan kerak yang membahayakan motor.
Kerak berwarna abu-abu yang menyerupai serbuk garam itu juga akan tampak di dalam ruang pembakaran. Cepat atau lambat, hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada mesin. Maka dari itu, pengendara sangat disarankan untuk menggunakan oli bensin saja.
Tips Memilih Oli Motor
Agar tidak salah dalam memilih oli motor, perhatikan dan ikuti tips berikut ini:
1. Mengenali Mesin Motor
Pertama, pahami mesin motor dengan baik. Setiap motor diproduksi dengan karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Maka dari itu, kenali mesin motor dengan membaca buku panduan. Dengan begitu, pengendara dapat memahami spesifikasi mesin dan jenis oli yang tepat.
2. Memilih API yang Sesuai
American Petroleum Institute (API) atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kode mutu oli berfungsi untuk mengukur kemampuan oli menahan gesekan komponen mesin.
Jika motor sangat sering dikendarai, maka dianjurkan untuk memilih oli dengan kode API yang lebih tinggi daripada kode bawaan motor.
3. Memilih Tingkat Kekentalan yang Sesuai
Selanjutnya, pilih oli dengan tingkat kekentalan yang sesuai dengan lingkungan. Kode kekentalan diawali huruf SAE (Society of Automotive Engineering) dan dilanjutkan angka tertentu.
Pengendara di lingkungan yang bersuhu panas disarankan untuk memakai oli dengan kode SAE 15W-40 sampai SAE 20W-40. Sementara pengendara di lingkungan yang bersuhu dingin disarankan untuk memakai oli dengan kode SAE 10W-30.
4. Memilih JASO yang Sesuai
JASO adalah singkatan dari Japanese Automotive Standards Organization. Kode JASO yang ada di kemasan oli menandakan klasifikasi jenis oli berdasarkan uji pelumasan oleh organisasi tersebut.
Motor dengan kopling basah, seperti motor bebek disarankan untuk menggunakan oli dengan JASO MA. Sementara motor dengan kopling kering, seperti motor matik disarankan untuk menggunakan oli dengan JASO MB.
Kesimpulannya, pengendara disarankan untuk menghindari penggunaan oli diesel untuk motor, karena dapat merusak mesin. Sebaiknya, ikuti rekomendasi oli dari produsen saja.
Belum ada komentar, tambahkan komentar anda.