Sensor Injeksi Punya Banyak Fungsi dan Jenis, Apa Saja?

Motor injeksi memiliki inti yang mengontrol berbagai komponen di dalam kendaraan, yakni ECM (Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit). ECU bisa bekerja dengan menerima data yang ditangkap oleh sensor injeksi.

Sensor injeksi sendiri memiliki banyak fungsi dan terdiri atas berbagai jenis. Apakah kamu sudah tahu tentang fungsi dan jenisnya? Kalau belum, kamu wajib membaca pembahasan berikut!

Fungsi dan Jenis Sensor Injeksi

1. Mendeteksi sudut bukaan dari throttle

Sensor motor injeksi bisa mendeteksi sudut pembukaan katup pada throttle body. Kemudian, sensor akan mengirimkan data tersebut ke ECU agar ECU bisa mengukur seberapa banyak bahan bakar yang akan disemprotkan. Jenis sensor yang memiliki fungsi ini adalah TPS (Throttle Position Sensor).

2. Mengukur suhu

Sensor injeksi dapat mengukur perubahan temperatur di beberapa komponen dalam motor. Jenis sensor yang mempunyai fungsi ini adalah ECS (Engine Coolant Sensor) dan EOT (Engine Oil Temperature).

ECS mampu mengukur suhu dalam sistem pendingin motor sehingga ECU motor bisa menentukan seberapa banyak panas yang akan dikeluarkan dari mesin. Agar ECS bisa membaca temperatur secara akurat, ECU akan mengirimkan sinyal listrik kepada ECS. Jenis sensor inilah yang mengontrol indikator kelebihan panas dan penyalaan kipas radiator.

Sementara itu, EOT ialah sensor yang mendeteksi suhu pada oli mesin. Jenis sensor ini akan mengirimkan data ke ECU, lalu ECU akan menyalakan indikator MIL (Malfunction Indicator Lamp) sebagai peringatan saat suhu meningkat.

3. Mendeteksi kandungan oksigen

Sensor motor injeksi dapat mendeteksi oksigen yang terkandung dalam gas buang. Jenis sensor yang memiliki fungsi ini adalah sensor O2 (Oksigen). Sensor ini mampu mengendalikan kualitas gas buang agar lebih ramah lingkungan. Sensor O2 terletak pada bagian leher knalpot.

pilihan-oli-xten-dari-planetban

4. Mengukur dan mengatur udara yang masuk

Sensor injeksi mampu mengukur dan mengelola jumlah udara yang masuk ke mesin. Ada beberapa jenis sensor yang memiliki fungsi ini, yaitu TPS, IAT (Intake Air Temperature), dan MAP (Manifold Absolute Pressure).

Sensor IAT bisa mengukur suhu udara yang masuk ke mesin. Data dari sensor ini berguna agar ECU bisa mengelola injeksi bahan bakar dalam ruang bakar.

Sementara itu, MAP berperan membaca tekanan udara yang masuk ke mesin motor. Dengan data dari sensor MAP, ECU akan mengalkulasi seberapa banyak injeksi bahan bakar.

5. Mendeteksi sudut crankshaft dan putaran mesin

Jenis sensor injeksi yang mempunyai fungsi ini adalah CKP (Crankshaft Position). CKP bekerja dengan cara menentukan titik mati atas ketika piston bergerak. Kemudian, sensor ini akan mengirim data ke ECU supaya ECU bisa menentukan waktu busi harus mencetuskan api atau injektor perlu menginjeksikan bahan bakar.

Fungsi sensor CKP bermanfaat untuk menjaga kestabilan performa mesin motor. Selain itu, sensor ini juga berpengaruh pada efisiensi bahan bakar mesin.

6. Mendeteksi kemiringan motor

Jenis sensor yang memiliki fungsi ini adalah Lean Angle, Tip Over, atau Bank Angle Sensor. Lean Angle Sensor mulai bekerja saat motor diam dan berada dalam sudut kemiringan tertentu, sesuai ungkapan dari Ridwan Arifin, Service Education di PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Waktu pengaktifan Lean Angle Sensor berbeda-beda, tergantung jenis dan merek motor. Sebagai contoh, sensor ini akan aktif saat motor Yamaha berada dalam kemiringan 55–65 derajat ke atas.

Setelah sensor mendeteksi sudut kemiringan, ECU akan memutus arus ke sistem penginjeksian bahan bakar. Oleh karena tak ada suplai bensin, mesin motor pun akan mati.

Ternyata, sensor injeksi memiliki banyak fungsi dan jenis, ya. Meski terletak di bagian kendaraan yang jarang tampak, sensor sangat berperan penting dalam mengoptimalkan performa motor injeksi.

Nah, agar kinerja sensor tetap prima, jangan lupa untuk melakukan pengecekan atau servis injeksi motor secara berkala di Planet Ban. Klik di sini untuk info lebih lanjut.

servis-rasa-mesin-baru-di-planetban